Biaya Logistik Dunia Bakal Naik, Dampak Konflik Israel dan Palestina

Biaya Logistik Dunia Bakal Naik, Dampak Konflik Israel dan Palestina

Biaya logistik dunia diprediksi bakal berkecamuk seiring masih terjadinya konflik antar Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Termasuk biaya logistik dalam negeri.

Bila perang ini masih terjadi, sektor-sektor yang lain di dunia pun akan terpengaruhi. Hal ini disampaikan Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno, menyebut kemungkinan terburuk dari terus memanasnya konflik di kawasan tersebut. 

"Kalau Hamas dan Israel saja tidak masalah. Tapi kalau AS ikut, Inggris ikut, Rusia ikut, baru terjadi kenaikan crude [minyak mentah] itu minyak bumi akan naik. Bisa di atas US$100/barrel. Akibatnya ongkos transportasi dan ongkos manufaktur akan naik," katanya.

Meskipun berdampak negatif pada biaya logistik internasional, namun Benny mengakui Indonesia bisa saja diuntungkan dari melonjaknya ongkos energi di tingkat global tersebut. "Kalau crude-nya naik, harga batu bara naik. Jadi ada opsi itu," jelasnya.

Konflik di Palestina kembali pecah pada 7 Oktober 2023. Serangan yang dilakukan kelompok radikal Hamas telah menyulut Israel yang lantas memblokade total Jalur Gaza. Kementerian Kesehatan Palestina mencatat, konflik bersenjata itu telah menewaskan setidaknya 6.504 warga Palestina, dengan 19.000 orang lainnya luka-luka akibat serangan udara Israel. 

Sementara itu, Ade Siti Muksodah, Ketua GPEI DPD Jawa Tengah, menyebut eksportir Jawa Tengah mesti mengantisipasi perubahan geopolitik di tingkat global seperti yang terjadi di kawasan Timur Tengah tersebut. Selain hal tersebut, Ade juga menyebut pentingnya peningkatan produktivitas dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) demi memacu kinerja ekspor Jawa Tengah.

 

"Penguatan pasar harus kita tekankan lagi. Eropa kita lihat turun. Amerika Serikat masih bisa [ekspor]. Tetapi yang jelas belum tergarap adalah afrika dan Timur Tengah, terutama yang sekarang mulai menggeliat di produk spice, kayu, Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang sampai sekarang masih jadi primadona," jelasnya.

 

Dalam beberapa tahun terakhir, perubahan geopolitik telah berdampak besar pada aktivitas perdagangan internasional. Konflik Rusia-Ukraina misalnya, telah mempengaruhi harga komoditas serealia serta harga bahan baku energi di kawasan Eropa. Sementara itu, perang dagang antara China-AS telah merembet pada serangkaian kebijakan protektif yang dikeluarkan dua negara tersebut.