Bisnis penyeberangan diperkirakan akan cerah lagi pasca pandemi, pernyataan ini disampaikan oleh Ira Puspadewi, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero).
Apalagi bisnis penyebarangan saat ini sangat ditopang sektor logistik, ini terlihat sejak tahun 2021 lalu dimana sektor penyebarangan mulai meningkat. Berbeda saat tahun 2019 hingga 2020 dimana sektor ini lumpuh akibat pandemi virus corona.
"Namun, untuk layanan sektor logistik masih beroperasi normal, sehingga ASDP tetap melayani secara penuh truk logistik yang membawa barang kebutuhan untuk tetap menjaga pasokan di daerah tetap stabil. Layanan sektor logistik inilah yang masih menopang bisnis penyeberangan ASDP hingga saat ini," katanya.
Saat pandemi mulai reda, pemerintah sangat mendukung aktivitas sektor logistik melalui penyeberangan. Bahkan tren tren pengangkutan logistik melalui ferry terus meningkat tiap tahunnya hingga menjadi tumpuan kelangsungan bisnis ASDP. Data mencatat, ASDP melayani 1.065 juta kendaraan logistik pada periode Januari - Juni 2023, terdiri dari kendaraan golongan IVB,VB, VIB, VII, VIII dan IX.
Terkhusus untuk barang pada Semester I 2023, ASDP mengangkut hingga 1,01 juta unit yang tercapai 179 persen dari target sebanyak 565 ribu ton barang.
ASDP pun berhasil membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 699 miliar dari total 1,065 juta unit selama pada periode Januari-Juni 2023. Naik 31 persen dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 534 miliar. Sementara dari barang curah yang diangkut sebanyak 1,2 juta ton barang, ASDP membukukan total pendapatan sekitar Rp 7,6 miliar.
Untuk tahun ini ASDP menargetkan dapat meraih total pendapatan sebesar Rp 5,6 triliun dengan capaian laba bersih sekitar Rp 700 miliar. Untuk produksi penyeberangan pada tahun ini, ASDP menargetkan dapat melayani 9,9 juta orang penumpang, kendaraan roda 2 & 3 sebanyak 6,5 juta unit, kendaraan roda 4 sebanyak 6,6 juta unit, dan total barang yang diangkut sebanyak 1,9 juta ton.
ASDP juga meningkatkan layanan lewat tiket yang bisa dipesan online diempat pelabuhan utama, yakni Merak, Bakauheni, Ketapang dan Gilimanuk.
Penerapan metode pembayaran non tunai (cashless) dengan kartu uang elektronik, virtual account, dan dompet elektronik di lebih dari 25 pelabuhan ASDP juga telah mencapai 100 persen.