Pelindo Ubah Layanan Operasional Port Stay dan Cargo Stay untuk Tekan Biaya Logistik

Pelindo Ubah Layanan Operasional Port Stay dan Cargo Stay untuk Tekan Biaya Logistik

“Pada akhirnya, seluruh inisiatif dan transformasi yang telah berjalan di Pelindo berdampak pada penguatan kinerja perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan dividen yang dikontribusikan kepada negara di mana tahun ini naik sebesar 53 persen dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya menjadi Rp7,2 triliun,” ujar Ali Mulyono Gruop Head Sekretariat Perusahaan Pelindo.

 

Saat ini PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Pelindo tengah menggarap transformasi layanan operasional yang dampaknya bakal terjadi penurunan di port stay dan cargo stay yang berimbas juga pada penurunan biaya logistik.

 

Ali menambahkan capaian sejauh ini tidak terlepas dari mergernya perusahaan Pelindo melalui sinergi antar entitas Pelindo Gorup sehingga perusahaan bisa dikelola dengan efesien.

 

Menurutnya kondisi geografis Indonesia yang sebagian besar lautan menjadikan konektivitas laut jadi kunci sukses pertumbuhan ekonomi. Pelabuhan dan industri harus saling melengkapi dan menuutpi karena kargo dari berasal dari dan ke kawasan industri serta sebaliknya kawasan industri membutuhkan alat angkut yang paling efisien menuju pelabuhan.

 

Keberadaan pelabuhan sangat penting diera saat ini, karena pelabuhan tidak hanya hadir sebagai gateway, tetapi bisa meningkatkan volume melalui stimulasi aktivitas ekonomi di wilayah industri.

 

Dampak lain dari mergernya Pelindo telah meningkatkan konektivitas antara pelabuhan dan industri pun sebaliknya. Misalnya, beroperasinya Jalan Tol Cibitung Cilincing (JTCC) sejak Oktober 2022 yang menghubungkan Kawasan Industri di Timur Jakarta dengan  Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.

 

Pelindo saat ini juga tengah membangun dan merencanakan konektivitas Kawasan Industri dan Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok melalui jalan khusus New Priok Eastern Access (NPEA).

 

Contoh nyata mengapa pelabuhan penting, yaitu pembangunan Pelabuhan Kijing di Kalimantan Barat telah menghidupkan industri setempat. Pelabuhan Kijing kini menjadi pintu masuk ekspor komoditas di tak hanya di Kalimantan Barat, namun jua pulau Kalimantan.